Kamis, 07 Juni 2012

Journey To West Java

Pagi itu pukul 9 WIB hari Sabtu tanggal 2 Juni 2012 aku sudah bersiap untuk melakukan perjalanan menuju propinsi paling barat di pulau jawa. ya, perjalanan ku kali ini menuju Propinsi  Banten yang tujuan utamanya adalah kampung suku Badui....
perjalanan yang ditempuh kira-kira satu malam....
sesampainya di Banten, ternyata di perjananan menuju terminal ciboleger yang merupakan terminal terdekat dengan kanmpung Badui mengalami kerusakan, sehingga pihak travel memutuskan untuk memilih jalan memutar, namun jalan yang dilalui tersebut terdapat hambatan berupa jembatan yang sempit yang tidak mengijinkan untuk di lewati oleh bus berukuran besar, sehingga untuk mencapai terminal ciboleger diputuskan untuk menggunakan truk....ya seperti biasa, truk merupakan kendaraan khusus untuk Geografi, karena dari awal dulu praktek lapangan kendaraan yang di pakai adalah truk...
singkat cerita, suku Badui merupakan salah satu suku di Indonesia yang sampai saat ini masih ada, dan berada di propinsi Banten, suku ini menolak adanya modernisasi, sehingga untuk listrik saja tidak ada, di suku Badui sendiri terdapat 3 pembagian wilayah, yaitu Badui Luar, Tenggah, dan Dalam. badui luar merupakan kampung Badui yang sudah mulai menerima modernisasi, dengan masuknya Hp dan beberapa macam barang elektronik namun untuk listrik tetap tidak diperbolehkan. aku merupakan salah satu mahasiswa Geografi yang terpilih untuk memasuki kampung Badui dalam, tepatnya di kampung Cibeo. perjalananku kesana tidaklah mudah, untuk mencapai kampung tersebut, aku harus menempuh perjalanan 6 jam dari terminal ciboleger, dengan medan yang naik-turun bukit serta ditambah dengan kondisi cuaca yang panas, sehingga sangat melelahkan.....




sesampainya di badui dalam (kampung Cibeo) suasana disana tidak lagi seperti yang ada pada buku-buku yang aku baca. berdasarkan sumber, mengatakan bahwa masyarakat badui menoloak adanya barang-barang pabrik, namun yang aku lihat di sana banyak sampah-sampah plastik bekas makanan yang berserakan, hal tersebut tentunya lama-kelamaan akan berakibat buruk bagi kehidupan masyarakat Badui sendiri....
di kampung cibeo, aku tidak sempat mengabadikan dengan kamera karena adanya larangan untuk menggunakan barang elektronik sehingga secara diskriptif akan aku ceritakan,,,,,
suasana di kampung cibeo sangatlah damai, tenang, dan tentram...
rumah-rumah disana terbuat dari bambu yang beratapkan daun kelapa yang dianyam, tidak ada listrik yang menerangi pada malam hari, hanyalah api kecil yang bisa hidup dengan bahan bakar minyak sayur...


pada saat perjalanan pulang menuju terminal ciboleger....suasana hutan yang masih bersihpun sangat terasa...sungai-sungai mengalir dengan jernih,,dan disitu lah aku dan teman-teman menyempatkan diri untuk berfoto...






itulah perjalananku ke suku Badui...sungguh pengalaman yang tidak bisa terlupakan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar